Momen Hardiknas, Trimurjo Heritage Pasang Papan Informasi Sejarah Makam KH. Arsyad
Bulan Ramadhan ternyata tak menyurutkan semangat atau menjadi penghalang bagi para pegiat sejarah untuk terus bergiat dalam aktivitas kesejarahan. Hal ini seperti yang dilakukan komunitas pegiat sejarah Trimoerdjo Heritage, masih dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional, Trimoerdjo Heritage mengadakan bakti sosial dengan memasang papan informasi sejarah (historical information board) di salah satu lokasi bersejarah di kawasan Simbarwaringin, Kec. Trimurjo, Kab. Lampung Tengah, yaitu di Makam Pahlawan Pejuang Revolusi Fisik K.H. Arsyad pada Rabu (05/05/2021).
![]() |
Momen Hardiknas, Trimurjo Heritage Pasang Papan Informasi Sejarah Makam KH. Arsyad. Kec. Trimurjo, Kab. Lampung Tengah, Rabu (05/05/2021) |
Pandu Pinuju Widodo, Ketua Komunitas Trimoerdjo Heritage menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program dari komunitas selain riset dan penelusuran. Hasil-hasil riset dan penelusuran sejarah dari komunitas perlu dilakukan hilirisasi melalui berbagai kegiatan menyebarluaskan pengetahuan hasil riset dan penelusuran itu kepada masyarakat luas.
“Kami melakukan kegiatan yang kami sebut “hunting history” untuk mengajak masyarakat menelusuri langsung ke lokasi-lokasi bersejarah, selain itu kami juga mempublikasikan hasil-hasil penelusuran itu melalui sosial media agar informasi sejarah khususnya yang ada di kawasan Trimurjo tersampaikan kepada masyarakat luas," jelas Pandu.
“Sedangkan untuk kegiatan kali ini, sasaran kami adalah masyarakat terdekat yang berada di sekitar lokasi bersejarah, salah satunya makam K.H. Arsyad. Karena hasil survei kami ternyata masih banyak warga sekitar Simbarwaringin ini yang belum tahu tentang makam ini dan peran penting tokoh yang dimakamkan disini. Kondisi ini tidak hanya terjadi di sekitar makam K.H. Arsyad ini saja, tetapi di beberapa lokasi bersejarah lainnya di Trimurjo. Sehingga ke depan akan kami pasang papan informasi sejarah di beberapa lokasi bersejarah lainnya, agar masyarakat sekitar atau pengunjung yang datang dapat membaca, mengetahui, dan akhirnya turut merawat serta menjaga kelestariannya. Kami rasa ini adalah salah satu usaha yang dapat kami lakukan untuk mengedukasi masyarakat dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, dan tentu kami berharap secara perlahan ini dapat berdampak kedepannya” tambahnya.
Kian Amboro, yang membidangi divisi riset dan pengembangan Trimoerdjo Heritage juga menjelaskan bahwa K.H. Arsyad adalah tokoh penting dalam sejarah lokal, terutama di daerah Sumatera Bagian Selatan, khususnya di daerah eks-Lampung Tengah (Metro dan sekitarnya).
“Setidaknya nama K.H. Arsyad sangat dikenal dalam dua peristiwa besar dalam perlawanan melawan penjajah. Pertama, beliau mengambil peran penting dalam pertempuran besar melawan Agresi Militer Belanda I sekitar Agustus 1947 di daerah Kemarung, antara Baturadja-Martapura bersama-sama dengan K.H. A. Hanafiah dari Sukadana, dan K.H. Aman dari Tandjungkarang. Kedua, sebagai pimpinan Hizbullah K.H. Arsyad bersama lasykar rakyat turut memimpin rangkaian perlawanan melawan penjajah dalam Agresi Militer Belanda II tahun 1949 di daerah Metro dan sekitarnya. Sayangnya beliau gugur syahid dalam pertempuran itu, dan dimakamkan di bedeng 11a ini” jelasnya.
Kian juga menambahkan “papan informasi sejarah ini kami pasang di makam ini dalam rangka mengedukasi masyarakat sekitar makam dalam hal kesejarahan, karena kebetulan makam ini berada di area pemukiman penduduk, jadi keberadaan makam tidak diidentikkan dengan mistisme atau menghindari munculnya praktik-praktik klenik yang kerap kali menghinggapi makam tokoh-tokoh penting. Harapan kami makam ini akan lebih dikenal sebagai objek sejarah yang dapat bermanfaat secara akademik, ketimbang dikenal sebagai lokasi mistik untuk ritual klenik. Selain itu, apabila masyarakat sekitar makam teredukasi, maka masyarakat sekitar akan menjaga dan merawatnya, mencegah kemungkinan adanya praktik pengrusakan dan vandalisme, karena makam ini juga merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) kategori Struktur Dugaan Cagar Budaya yang perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya” ungkapnya.
Dalam kegiatan bakti sosial ini terlibat juga mahasiswa-mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro yang tergabung dalam HIMAS (Himpunan Mahasiswa Sejarah). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Utara Setia Nugraha selaku Ketua HIMAS, keterlibatan HIMAS dalam kegiatan bakti sosial ini adalah sebagai bentuk pelaksanaan salah satu dharma perguruan tinggi yakni Pengabdian kepada Masyarakat.
“Kami sangat mendukung kegiatan labelisasi objek-objek dan lokasi bersejarah ini, apalagi tokoh K.H. Arsyad ini tidak dimakamkan di tempat khusus makam pahlawan, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Beruntungnya lokasi ini kini telah diperbaiki oleh perangkat desa, sehingga tak lagi rusak dan kini pemasangan label informasi akan semakin melengkapi fungsinya sebagai objek bersejarah” ungkap Utara.
Untuk diketahui bahwa makam K.H. Arsyad ini kondisi sebelumnya sangat memprihatinkan, pagar yang mengelilingi makam hampir longsor karena elevasi tanah yang semakin miring. Hingga pada akhirnya oleh perangkat desa Simbarwaringin, makam ini diperbaiki kondisinya dan selesai pada tahun 2018 lalu dan kini kondisi struktur bersejarah ini sudah lebih baik.
Selain pemasangan papan informasi sejarah, dilakukan juga pemasangan titik khusus di aplikasi peta online google maps yang menandakan bahwa makam ini adalah lokasi sejarah. Pengguna dapat melakukan pencarian dalam aplikasi dengan kata kunci “Makam Pahlawan KH Arsyad”, sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat dengan mudah mencari lokasi Makam K.H. Arsyad ini. Kegiatan bakti sosial tersebut diikuti oleh perwakilan dari beberapa komunitas pegiat sejarah dan budaya, diantaranya ARSENIK, Fotoantik-Lampung Heritage, Pensil Bersejarah, dan Metro Heritage.