Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menelusuri Jejak Kotabumi masa Lampau, Himas dan Penggiat Sejarah Sukses Gelar Hunting History


Berandadesa.com
- Sejumlah mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Sejarah (HIMAS) Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) bersama dengan Penggiat sejarah adakan Hunting History di Situs Bersejarah yang berada di Kabupaten Lampung Utara pada Sabtu 29 April 2023.

Ketua Bidang Keilmuan Himas, Shofiyurrahman yang juga turut serta dalam acara tersebut mengungkapkan Hunting History ini merupakan bagian dari Program Kerja Himas UM Metro untuk menggali informasi bersejarah di tempat sekitar.

"Betul, hunting history bagian dari beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan Himas UM Metro, kali ini bareng teman-teman yang lain masih dalam suasana lebaran kita bergerak ke Utara untuk mengulik beberapa tempat bersejarah,"ungkap mahasiswa yang akrab disapa Oman ini.

Senada dengan Oman, Ketua HIMAS UM Metro, Aditya Nurrohman menjelaskan bahwa Hunting History ini dilaksanakan dalam rangka menambah wawasan sejarah lokal dan menambah referensi lokus-lokus bersejarah yang banyak tersebar di Lampung.

“Sebagai calon pendidik sejarah, mahasiswa tentu harus memiliki wawasan luas tentang sejarah lokal dan lokasi bersejarah yang ada di sekitar kita. Lokasi hunting history kali ini bergerak ke Utara, karena kita selama ini belum begitu menjelajah di daerah Utara ini, tempatnya berada di Kabupaten Lampung Utara, ada 3 tempat yang kita kunjungi yakni yang pertama ke Situs Keramat Teluk, di tepi sungai Way Pengubuan Desa Tanjung Iman Kecamatan Blambangan Pagar, kemudian geser ke perkebunan PT Nakau di desa Candimas, Kecamatan Abung Selatan, kemudian yang yang terakhir di Bendungan Way Rarem,”ungkap Aditya.

Kian Amboro, salah seorang pegiat sejarah di acara Hunting History menyebut kegiatan itu dilakukan guna mencari jejak masa lampau di Lampung Utara.

Menurutnya, ada banyak cerita sejarah atau nilai historis di Daerah Lampung Utara yang perlu kita eksplorasi.

"Itu dapat menjadi nilai historis sendiri serta memperkaya narasi sejarah Lampung yang belum banyak di publikasikan,”ujar Kian.

Situs Keramat Teluk
Objek pertama yang dikunjungi yakni Situs Keramat Teluk, berada di bagian paling utara kawasan Hulu Way Pengubuhan, terdapat komplek makam kuna yang dikeramatkan.

Komplek makam dikelilingi pagar tembok dengan bagian selatan terdapat bangunan semacam rumah kecil untuk para peziarah. Pintu masuk ke berada di sisi timur dan barat juga terdapat pintu. Bagian utara terbuka tanpa dinding, langsung menghubungkan dengan halaman yang di dalamnya terdapat dua makam keramat.

Tokoh yang dimakamkan adalah Tubagus Sayidin Mustofa dan Siti Badariah. Makam Tubagus Sayidin Mustofa berada di bagian selatan halaman. 

Pada lokasi Situs Keramat Teluk juga masih dijumpai 2 parit, sungai kecil yang mengalir ke sungai Way Pengubuhan, kemudian Benteng Tanah yang diduga sebagai tinggalan budaya megalitikum yang kini kondisinya sudah ditumbuhi semak belukar, kemudian ditemukan 3 batu dengan bentuk yang berbeda-beda. 

Perkebunan PT Nakau
Lokasi yang kedua yakni di Komplek Perkebunan PT Nakau Candimas merupakan salah satu Perkebunan peninggalan zaman Kolonial Belanda yang ada sampai saat ini. Di dalam ditemukan beberapa bangunan bergaya kolonial, yang memiliki berbagai fungsi seperti tempat tinggal, gudang dan lain sebagainya. Akan tetapi ketika didatangi rata-rata semua bangunan sudah hilang hanya tersisa dua bangunan yang masih difungsikan. Dan ada satu bangunan besar tidak berfungsi oleh masyarakat sekitar dikenal dengan bangunan Peninggalan Belanda dan juga sering di gunakan untuk konten media sosial.

Bendungan Way Rarem
Dan lokasi terkahir adalah Bendungan Way Rarem, di sini rombongan mencoba untuk menelusuri setiap sudut intake Bendungan Way Rarem, dan mencoba mengidentifikasi bangunan kolonial yang ada di sekitar Bendungan Way Rarem dengan panduan Arsip yang dimiliki. Rombongan juga berhasil masuk kedalam bangunan utama bendungan.

Kegiatan ini juga diikuti oleh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Palembang, Ridho Istavano yang juga Kabid Advokasi Pengurus pusat Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah SE Indonesia (Ikahimsi).

Penulis: Aditya Nurrohman
Berandadesa.com - Sejarah