Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah di Balik Tugu Selamat Datang Kabupaten Pringsewu



Dari beberapa perjalanan ke sebuah kota maupun daerah, seringkali kita melihat berbagai ornamen atau monumen yang menjadi ciri dari kota tersebut. Bentuk bangunannya pun kerap menggambarkan identitas daerahnya. Di Jakarta misalanya ada Tugu Monas, di Surabaya ada monumen atau Tugu Pahlawan sebagai tanda bahwa Surabaya merupakan Kota Pahlawan.

Begitu juga di Kabupaten Pringsewu, beberapa bangunan yang terdapat di daerah ini sering disebut-sebut sebagai ikonnya Pringsewu. Karena selain memiliki keindahan, bentuknya seolah-olah menjelaskan tentang daerah Pringsewu itu sendiri.

Tugu Selamat Datang di Kabupaten Pringsewu

Tugu selamat datang di Ibu Kota Kabupaten Pringsewu misalnya, bangunan yang menyerupai pohon bambu dan disertai Siger dibagian atasnya itu menyimpan makna filosofis keadaan daerah Pringsewu tempo dulu.

Seperti dilansir Unila.ac.id, Pada tahun 1925, sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa melalui program kolonisasi oleh pemerintah Hindia Belanda, membuka areal pemukiman baru dengan membabat hutan Bambu yang cukup lebat di sekitar Tiuh Margakaya. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka, oleh masyarakat dinamakan Pringsewu, berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.

Sedangkan hiasan di atas lengkungan di atasnya bernama Siger. Siger sendiri dibedakan menjadi dua, Siger yang lekukannya sembilan merupakan Siger adat Lampung Pepadun, dan Siger yang lekukannya tujuh adalah Siger yang biasa dipakai oleh Lampung Sai batin. 


Siger biasanya digunakan saat resepsi pernikahan adat Lampung. Seperti yang diungkapkan Liza Putri yang merupakan keturunan dari suku Lampung yang bermarga Selagai. Saat dihubungi melalui media sosialnya, menjelaskan bahwa mahkota Siger biasa dikenakan oleh pengantin perempuan adat Lampung.


"Kalau pengantin Pepadun lekukan Sigernya ada sembilan, karena diambil dari marga yang julahnya sembilan atau Siwo Migo, Kalau Saibatin itu jumlah lekukan Sigernya Tujuh, karena berkaitan dengan tujuh adok atau gelar masyarakat pesisir Lampung," tutur perempuan lulusan Pendidikan Sejarah UM Metro itu.

Tugu Gajah Kabupaten Pringsewu

Selain tugu selamat datang yang menyerupai pohon bambu, tidak jauh dari situ terdapat sebuah ornamen Tugu Gajah yang belalainya sedang mengangkat barbel. Seperti halnya tugu selamat datang Kabupaten Pringsewu, Tugu Gajah mengangkat barbel ini pun tentunya memiliki makna tersendiri.

Gajah diambil dari filosofi daerah Provinsi Lampung sebagai pusat konservasi Gajah Sumatera yang terdapat di kawasan Taman Wisata Way Kambas. Sedangkan lifter atau angkat besi merupakan gambaran bahwa di daerah Kabupaten Pringsewu terdapat padepokan angkat besi yang telah banyak menyumbangkan atlet-atlet berprestasi dikejuaraan nasional maupun internasional.

Doni Meriyanto, atlet binaan padepokan Gajah Lampung misalnya, "ia berhasil memecahkan rekor angkat besi di kejuaraan Asia. Doni yang tampil di kelas 74 kg, berhasil meraih empat emas dari anggkatan 331 kg sekaligus mematahkan rekor sebelumnya yaitu 330 kg yang pernah diraih oleh atlet asal Khazakhastan Andrey Prokopenko," dilansir Kupastuntas.com.

Tugu Tani Kabupaten Pringsewu

Selain kedua gapura yang telah kita bahas, masih terdapat beberapa bangunan yang menjadi ikonnya Kabupaten Pringsewu. Sebut saja Tugu Tani, sebuah tugu yang lokasinya berdekatan dengan alun-alun Pendopo Pringsewu ini menggambarkan sebuah keadaan masyarakat Pringsewu yang mayoritas bertani.

Diekspresikan kedalam sepasang patung suami-istri, sang suami berdiri mengangkat cangkul dan mengenakan topi capil, sedangkan sang istri menggendong bakul nasi berisi berbagai hasil pertanian.

Itulah beberapa ikon yang terdapat di kabupaten Pringsewu. Kehadirannya tidak semata-mata hanya sebagai penghias kota. Jauh dari itu, ikon yang terdapat di suatu daerah tentu memiliki maksud dan makna tertentu. 

Dan makna yang tersirat dari sebuah kearifan lokal yang terkandung di dalamnya tentu harus tersampaikan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pringsewu. Sebab, dengan memahami kearifan lokal yang ada di sekitarnya, kecintaan dan rasa bangga terhadap Kabupaten Pringsewu akan tumbuh dengan sendirinya di hati masyarakat.

Seperti dilansir Bugiswarta.com “Ikon kota adalah sebuah karya arsitektur (seni menata ruang dan menemukan bentuk). Dan karya arsitektur adalah sebuah hasil dari kajian estetika (keindahan) bentuk dan makna (filosofi) manusia dan budaya yang diwakili. 

Jika dilihat dari fungsi bangunannya, ikon kota dapat didefenisikan sebagai bentuk bangunan yang dimaksudkan untuk menyampaikan pesan atau mencerminkan identitas atau karakter masyarakat, identitas budaya, tatanan sosial, identitas keagamaan, budaya masa lalu, Sejarah, simbol kekuasaan, kejayaan, kejayaan ekonomi, kejayaan teknologi, atau pengharapan ke masa yang akan datang.

Dari keterangan di atas, jelas bahwa beberapa ikon di Kabupaten Pringsewu merujuk kepada karakteristik dan budaya masa lalu masyarakat Kabupaten Pringsewu. Hal itu tergambar dari ke tiga ikon yang telah kita bahas di atas. ada Tugu Selamat Datang Di Kabupaten Pringsewu, Tugu Gajah mengangkat Barbel atau angkat besi dan Tugu Tani di sekitar alun-alun Pendopo Kabupaten Pringsewu.